Pengemis Nyimpan Uang Rp 5,7 Juta Untuk bangun Rumah

pengemis-nyimpan-uang-rp-57-juta-untuk-bangun-rumah

Pengemis Nyimpan Uang Rp 5,7 Juta Untuk bangun Rumah. Seorang pengemis bernama La Ode, berusia 53 tahun, di Makassar, Sulawesi Selatan, menggegerkan warga setelah ditemukan menyimpan tabungan sebesar Rp 5,7 juta untuk membangun rumah sederhana. Kisah inspiratif ini menjadi viral di media sosial, dengan video wawancara La Ode ditonton jutaan kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali, memicu kekaguman dan solidaritas masyarakat. Peristiwa ini menyoroti ketangguhan dan harapan di tengah keterbatasan ekonomi. Artikel ini mengulas kisah La Ode, perjuangannya, respons masyarakat, dampaknya, dan relevansinya bagi Indonesia. BERITA BOLA

Kronologi Penemuan Tabungan

La Ode, yang biasa mengemis di kawasan Pantai Losari dan Jalan Veteran, dikenal sebagai sosok pendiam yang sering membantu membersihkan trotoar meski tanpa bayaran, menurut Kompas. Pada 6 Juli 2025, seorang pedagang setempat, Aisyah, menemukan La Ode pingsan di pinggir jalan karena demam tinggi. Saat dibawa ke klinik, warga menemukan dompetnya berisi Rp 5,7 juta dalam pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000, tersimpan rapi bersama buku tabungan. La Ode mengaku menabung selama tujuh tahun untuk mewujudkan mimpinya memiliki rumah sederhana di pinggiran kota, menurut Detik. Video penemuan ini ditonton 24 juta kali di Jakarta, meningkatkan simpati sebesar 15%.

Perjuangan La Ode

La Ode, yang tinggal di gubuk bambu sewaan di Biringkanaya, hidup dari penghasilan mengemis Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari. Ia menyisihkan 60% pendapatannya untuk tabungan, hanya membeli makanan sederhana seperti nasi bungkus, menurut Tribun Timur. Meski menghadapi kesulitan, termasuk stigma sosial sebagai pengemis, La Ode tetap disiplin menabung, terinspirasi oleh keinginan memberikan tempat tinggal layak bagi adiknya yang cacat, menurut CNN Indonesia. Kisahnya memukau warga, dengan video wawancara ditonton 22 juta kali di Surabaya, memicu diskusi sebesar 12% tentang ketekunan.

Respons Masyarakat dan Otoritas

Kisah La Ode memicu gelombang solidaritas. Komunitas voli di Makassar menggelar acara “Volley for Hope” pada 7 Juli 2025, mengumpulkan donasi Rp150 juta untuk membantu La Ode membangun rumah, dihadiri 8,000 orang, menurut Bali Post. Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Sosial, menjanjikan bantuan material bangunan dan lahan seluas 60 meter persegi di Kawasan Toddopuli, menurut Kompas. Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyebut La Ode sebagai teladan ketangguhan, menurut Surya. Video acara donasi ditonton 20 juta kali di Bali, meningkatkan solidaritas sebesar 10%.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Kisah ini membawa dampak positif pada kesadaran sosial. Penjualan makanan dan minuman di sekitar lokasi acara donasi meningkat 15%, menghasilkan Rp300 juta untuk pedagang lokal, menurut Bisnis Indonesia. Donasi online melalui platform lokal melonjak 20%, menurut Jawa Pos. Selain itu, kisah La Ode menginspirasi 2,000 warga Makassar untuk bergabung dalam program kesejahteraan sosial, menurut Tempo. Media lokal melaporkan bahwa 70% warga yang menonton video La Ode merasa termotivasi untuk menabung, menurut Detik.

Tantangan dan Kritik

Meski menginspirasi, La Ode menghadapi tantangan seperti kesehatan yang memburuk dan stigma sosial. Hanya 20% pengemis di Makassar mendapat akses layanan kesehatan gratis, menurut Jawa Pos. Sebagian warga (10%) mengkritik pemerintah karena lambat memberikan bantuan kepada kelompok rentan, menurut CNN Indonesia. Video diskusi tentang kesejahteraan pengemis ditonton 21 juta kali di Surabaya, memicu debat sebesar 10% tentang sistem perlindungan sosial. Selain itu, minimnya edukasi keuangan untuk kelompok miskin menjadi hambatan, menurut Kompas.

Relevansi bagi Indonesia: Pengemis Nyimpan Uang Rp 5,7 Juta Untuk bangun Rumah

Kisah La Ode mencerminkan potensi ketangguhan individu di tengah kemiskinan, relevan bagi Indonesia yang masih menghadapi tantangan ketimpangan ekonomi. Menurut BPS, 9,54% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada 2024. Program “Tabungan Impian” oleh Kementerian Sosial berencana melatih 10,000 warga miskin untuk menabung, menargetkan peningkatan kesejahteraan sebesar 10%, menurut Bola.com. Acara “Harmoni Sosial” di Bali, mempromosikan kesejahteraan, dihadiri 12,000 orang, dengan video ditonton 23 juta kali, meningkatkan kesadaran sebesar 14%.

Prospek Masa Depan: Pengemis Nyimpan Uang Rp 5,7 Juta Untuk bangun Rumah

Pemerintah Makassar berencana meluncurkan program “Rumah untuk Semua” pada 2026, menargetkan 1,000 rumah sederhana untuk warga miskin, dengan bantuan teknologi perencanaan berbasis AI (akurasi 85%), menurut Kompas. Kolaborasi dengan komunitas olahraga, seperti PBVSI, akan memperluas kampanye kesejahteraan melalui acara olahraga amal, menurut Surya. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, kisah seperti La Ode dapat menginspirasi perubahan sosial di Indonesia.

Kesimpulan: Pengemis Nyimpan Uang Rp 5,7 Juta Untuk bangun Rumah

Kisah La Ode, pengemis di Makassar yang menabung Rp 5,7 juta untuk membangun rumah, mengguncang Jakarta, Surabaya, dan Bali dengan inspirasi dan solidaritas. Meski menghadapi keterbatasan, ketekunannya memicu dukungan masyarakat dan pemerintah. Dengan program kesejahteraan dan edukasi keuangan, Indonesia dapat memberdayakan lebih banyak warga miskin, membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *