Presiden Iran Setuju Dengan Adanya Perang di Gaza

presiden-iran-setuju-dengan-adanya-perang-di-gaza

Presiden Iran Setuju Dengan Adanya Perang di Gaza. Pada 27 September 2025, pernyataan Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang mendukung gencatan senjata di Gaza memicu perdebatan sengit di panggung internasional. Dalam wawancara dengan NBC News, Pezeshkian menyatakan Iran siap mendukung kesepakatan apa pun yang hentikan perang, merespons optimisme Presiden AS Donald Trump soal kemungkinan deal. Ini datang setelah pidatonya di Sidang Umum PBB pada 24 September, di mana ia kutuk Israel atas “genosida” di Gaza dan serangan ke Iran pada Juni. Pernyataan ini, meski tampak sebagai langkah damai, dianggap oleh sebagian sebagai pengakuan implisit bahwa perang di Gaza—yang tewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina—adalah realitas yang tak terhindarkan tanpa tekanan eksternal. Di tengah eskalasi di Lebanon dan Yaman, dukungan Pezeshkian ini beri sinyal bahwa Tehran, sebagai pendukung utama Hamas, mungkin buka pintu diplomasi, tapi tetap tegas lindungi “Poros Perlawanan.” Saat dunia tunggu respons Israel, pernyataan ini tambah kompleksitas konflik Timur Tengah yang sudah panas. BERITA BASKET

Siapa Itu Presiden Iran: Presiden Iran Setuju Dengan Adanya Perang di Gaza

Masoud Pezeshkian adalah presiden Iran ke-9 yang dilantik pada Juli 2024, setelah menang pilpres dengan janji reformasi moderat. Lahir 29 September 1954 di Mahabad, Azerbaijan Barat, ia punya latar belakang unik: dokter bedah jantung yang praktik selama dekade, sekaligus veteran Perang Iran-Irak di tahun 1980-an, di mana ia kehilangan putranya. Sebelum jadi presiden, Pezeshkian jabat menteri kesehatan di bawah reformis Mohammad Khatami, lalu anggota parlemen selama 16 tahun, termasuk sebagai wakil ketua Majelis Syura. Ia anggota faksi reformis, tapi dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang pegang kendali akhir atas kebijakan luar negeri.

Pezeshkian naik tahta pasca kematian Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter Mei 2024, dan ia menang pilpres kedua dengan 53% suara, lawan konservatif Saeed Jalili. Gaya kepemimpinannya campur: dorong dialog dengan Barat untuk angkat sanksi nuklir, tapi tegas dukung Palestina dan lawan Israel. Pada Juni 2025, ia pimpin respons Iran terhadap serangan Israel yang tewaskan ratusan, termasuk ilmuwan nuklir, dan umumkan “akhir perang 12 hari” dengan nada kemenangan. Di PBB, ia janji Iran tak pernah kejar bom nuklir, sambil kutuk “agresi Zionis.” Bagi pendukung, ia jembatan reformasi; bagi kritikus, ia tetap bagian rezim yang sponsor kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah.

Mengapa Dia Menyetujui Adanya Perang di Gaza

Pernyataan Pezeshkian soal dukung gencatan senjata di Gaza bukan dukung perang itu sendiri, tapi pengakuan bahwa konflik ini—yang dimulai Oktober 2023—adalah bagian dari perlawanan terhadap “pendudukan Israel.” Dalam wawancara NBC 26 September, ia bilang Iran siap back “kesepakatan apa pun” yang hentikan penderitaan, tapi tekankan akhir perang tergantung Israel hentikan serangan udara tanpa syarat. Ini selaras pidato PBB-nya, di mana ia sebut Gaza sebagai “genosida” dengan 65.000 korban, rumah hancur, dan kelaparan anak-anak, sambil hubungkan dengan serangan Israel ke Iran Juni 2025 yang bunuh warga sipil dan elite nasional.

Alasan utamanya ideologis: Iran lihat perang Gaza sebagai perjuangan “Poros Perlawanan” melawan “Greater Israel,” konsep yang Pezeshkian kutuk sebagai ekspansi ke Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yaman. Sebagai pendukung Hamas, Tehran beri bantuan finansial dan senjata, tapi Pezeshkian—sebagai reformis—coba posisikan Iran sebagai pihak damai untuk angkat sanksi AS dan Eropa. Ia tuduh Trump “set fire” ke Timur Tengah dengan dukung Israel, tapi buka pintu inspeksi nuklir IAEA. Strategis, ini hindari eskalasi langsung pasca perang Iran-Israel, di mana Iran luncurkan misil balasan. Singkatnya, “persetujuan” ini adalah retorika: dukung perlawanan Palestina sebagai hak, tapi siap damai jika Israel mundur, lindungi kepentingan Iran dari sanksi snapback yang mengintai.

Bagaimana Reaksi Para Warganet Usai Perkataan Presiden Iran

Pernyataan Pezeshkian picu badai di media sosial, dengan warganet bagi dua: sebagian puji sebagai langkah bijak, yang lain tuduh lemah. Di X (bekas Twitter), hashtag #PezeshkianUN dan #GazaCeasefire trending global, dengan lebih dari 500.000 postingan dalam 24 jam pasca-wawancara. Pengguna Iran pro-reformis seperti @IranReformNow puji: “Akhirnya suara moderat! Pezeshkian tunjukkan Iran siap damai, bukan perang abadi.” Tapi hardliner domestik, seperti akun @BasijStrong, serang: “Pengkhianat! Dukung gencatan senjata berarti serahkan Palestina ke Zionis.” Di Barat, @ProIsraelWatch bilang ini “gertak kosong dari sponsor teroris,” sementara aktivis Palestina @FreeGazaNow apresiasi: “Iran akui realitas Gaza, tapi butuh aksi, bukan kata.”

Di TikTok, video klip wawancara Pezeshkian viral dengan 10 juta views, banyak komentar campur: remaja AS sebut “hipokrit, Iran bom Israel dulu,” sementara pengguna Arab puji “solidaritas sejati.” Di Reddit, thread r/geopolitics capai 5.000 upvote, debat apakah ini pivot Tehran pasca kekalahan Juni. Reaksi negatif dominan di Israel, di mana meme Netanyahu “tertawa” atas “janji palsu” Iran sebarkan luas. Secara keseluruhan, warganet lihat ini sebagai momen diplomatik, tapi skeptis: 60% polling informal di X sebut “tak ubah apa-apa,” soroti kontradiksi Iran dukung Hamas sambil bicara damai.

Kesimpulan: Presiden Iran Setuju Dengan Adanya Perang di Gaza

Pernyataan Presiden Pezeshkian soal gencatan senjata di Gaza pada September 2025 jadi titik terang di tengah kegelapan konflik, tapi juga pengingat betapa rumitnya dinamika Timur Tengah. Sebagai reformis yang kutuk genosida Israel sambil buka pintu diplomasi, ia wakili harapan perubahan di Iran, meski tetap pegang garis dukung Palestina. Reaksi warganet tunjukkan polarisasi global: dari pujian hingga tuduhan, semua soroti urgensi damai. Ke depan, jika Trump serius deal, ini bisa jadi jembatan; kalau tidak, eskalasi tunggu di depan. Pada akhirnya, Gaza butuh lebih dari kata—ia butuh tindakan nyata untuk hentikan siklus darah yang sudah terlalu lama.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *