Balita di Magetan Tewas Tercebur Sumur Sedalam 20 Meter

balita-di-magetan-tewas-tercebur-sumur-sedalam-20-meter

Balita di Magetan Tewas Tercebur Sumur Sedalam 20 Meter. Hari ini, 16 Oktober 2025, tragedi pilu menimpa keluarga di Magetan, Jawa Timur, setelah seorang balita perempuan berusia 18 bulan tewas akibat tercebur sumur tua sedalam 20 meter di rumahnya. Korban berinisial AZK, anak dari pasangan Abu Khor (44) dan Nubita Eka Rahmawati (38), warga Desa Temboro, Kecamatan Karas, ditemukan tak bernyawa setelah upaya evakuasi panjang. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi, saat ayahnya sebentar lengah. Polisi dan warga langsung gerak cepat, tapi kedalaman sumur dan kondisi licin bikin proses sulit. Tragedi ini ingatkan betapa rawannya keselamatan anak di pedesaan, di mana sumur tua sering tak terlindungi. Di tengah kesedihan keluarga, aparat desa segera inspeksi sumur serupa untuk cegah kejadian ulang. BERITA BOLA

Kronologi Tragis dan Upaya Evakuasi: Balita di Magetan Tewas Tercebur Sumur Sedalam 20 Meter

Kejadian bermula saat AZK bermain di halaman rumah sederhana di Desa Temboro. Ayahnya, Abu Khor, sedang sibuk urus ternak di kandang belakang, hanya tinggal sebentar. Saat kembali, ia kaget lihat anaknya hilang, lalu dengar tangisan samar dari sumur tua di depan rumah. Sumur itu, diameter 110 cm dan kedalaman 20 meter, sudah tak dipakai bertahun-tahun tapi tak ditutup rapat—hanya pakai bambu longgar. Abu langsung teriak minta tolong warga, dan dalam hitungan menit, puluhan tetangga berdatangan.

Evakuasi dimulai pukul 10.15 WIB, libatkan relawan desa dan petugas BPBD Magetan. Mereka turunkan tali tambang dan keranjang anyaman untuk angkat korban, tapi dinding sumur licin dan gelap bikin proses molor dua jam. Tim SAR gabung pukul 11.00, pakai lampu sorot dan harness untuk turun. Sayangnya, AZK sudah tak bernyawa saat diangkat pukul 12.15 WIB—diduga tenggelam atau terpapar gas beracun dari air sumur. Visum dokter forensik konfirmasi penyebab kematian aspirasi air dan hipoksia. Keluarga hancur, dengan Nubita menangis histeris saat jenazah anaknya dibawa ke RSUD dr. Sayidiman Magetan.

Kelalaian Sumur Tua dan Respons Pemerintah Lokal: Balita di Magetan Tewas Tercebur Sumur Sedalam 20 Meter

Sumur tua seperti ini sering jadi ancaman di desa-desa Jawa Timur, di mana infrastruktur lama tak terpantau. Di Kecamatan Karas, setidaknya 50 sumur tak terpakai yang tak ditutup rapat, menurut data Dinas PU setempat. Kelalaian orang tua jadi pemicu, tapi warga sebut pemerintah desa kurang tegas soal penutupan. Kepala Desa Temboro, Suryanto, akui sumur itu sudah diperingatkan tahun lalu, tapi pemilik rumah—kakek AZK—abaikan karena biaya tutup mahal. “Kami akan sidak sumur serupa mulai besok,” janjinya, sambil koordinasi BPBD untuk tutup 20 sumur prioritas.

Pemerintah kabupaten Magetan langsung gerak: Bupati Suprawoto umumkan bantuan Rp50 juta untuk keluarga korban, plus program tutup sumur gratis untuk 100 rumah tangga rawan. Ini respons cepat, tapi pakar keselamatan anak sebut butuh regulasi nasional lebih ketat soal infrastruktur desa. Di tingkat provinsi, Dinas Sosial Jatim siapkan konseling trauma untuk Nubita dan Abu, yang kini hancur kehilangan putri satu-satunya. Tragedi ini juga picu diskusi di media sosial, dengan netizen tuntut pemerintah daerah lebih proaktif cegah kecelakaan anak.

Dampak Emosional dan Pelajaran untuk Keselamatan Anak

Tragedi AZK tinggalkan luka dalam bagi keluarga dan warga Temboro. Abu, yang bekerja buruh tani, bilang, “Saya cuma sebentar lengah, tapi itu cukup hancurkan hidup kami.” Nubita, ibu rumah tangga, kini trauma berat, tolak keluar rumah dan sering menangis sendirian. Warga desa gelar doa bersama malam ini di masjid setempat, beri dukungan moral. Psikolog anak sebut, kehilangan mendadak seperti ini bisa picu PTSD pada orang tua, butuh terapi jangka panjang.

Pelajarannya jelas: keselamatan anak prioritas utama di pedesaan. Sumur tua harus ditutup pakai beton atau pagar besi, bukan bambu rapuh. Orang tua diimbau awasi anak ketat, terutama usia balita yang penasaran. Di Magetan, ini jadi momen refleksi: desa rawan kecelakaan karena minim fasilitas, dan butuh anggaran lebih untuk infrastruktur aman. Kasus serupa tahun lalu di Jatim tewaskan tiga anak, tunjukkan urgensi aksi cepat. Dengan bantuan pemerintah, warga Temboro harap tak ada korban lagi.

Kesimpulan

Tragedi balita AZK tercebur sumur 20 meter di Magetan jadi pilu yang tutup hari ini dengan kesedihan mendalam. Dari kronologi evakuasi panjang hingga kelalaian sumur tua, ini ujian bagi pemerintah lokal untuk bertindak cepat. Dampak emosional ke keluarga dan pelajaran keselamatan anak jadi pengingat: satu lengah bisa hancurkan segalanya. Magetan dan Jatim siap gerak tutup sumur rawan, bantu keluarga korban pulih. Yang pasti, AZK tak sia-sia—ceritanya dorong perubahan, biar anak desa aman main tanpa khawatir.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *