Warkop Jaksel Ini Tertangkap Menjual Sabu. Jakarta Selatan kembali digegerkan oleh penemuan jaringan peredaran narkoba yang tersembunyi di balik kedok warung kopi biasa. Pada Kamis pagi, 25 September 2025, Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menggerebek sebuah warkop kontainer di kawasan Jagakarsa, yang ternyata menjadi pusat penjualan obat psikotropika jenis sabu-sabu. Penjaga warung tersebut langsung diringkus setelah petugas menemukan puluhan butir obat terlarang dalam kemasan kecil, lengkap dengan ponsel yang diduga digunakan untuk koordinasi transaksi. Operasi ini bagian dari dua razia serentak yang juga menyasar toko kosmetik di Pasar Minggu, di mana pengaduan warga menjadi pemicu utama. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Krishna Murti, menekankan bahwa warkop semacam ini sering dimanfaatkan bandar untuk menyamarkan aktivitas ilegal, memanfaatkan keramaian pelanggan kopi pagi hingga malam. Meski jumlah barang bukti relatif kecil, kasus ini menyoroti betapa liciknya peredaran narkoba di tengah hiruk-pikuk ibu kota, di mana tempat nongkrong sederhana berubah jadi sarang bahaya. Penangkapan ini diharapkan jadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. BERITA BASKET
Kapan Penangkapan Ini Dilakukan: Warkop Jaksel Ini Tertangkap Menjual Sabu
Penangkapan dilakukan pada dini hari Kamis, 25 September 2025, tepatnya sekitar pukul 02.00 WIB, saat warkop di Jagakarsa masih sepi pelanggan. Tim Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan bergerak cepat setelah menerima laporan intelijen dari masyarakat yang curiga dengan transaksi mencurigakan di sana. Razia berlangsung singkat tapi efektif: petugas menyusup sebagai pembeli kopi, lalu langsung mengamankan penjaga saat barang bukti ditemukan tersembunyi di balik meja kasir. Operasi ini bersamaan dengan penggeledahan di toko kosmetik Pasar Minggu, menunjukkan koordinasi ketat antar tim. Kasi Humas Polres, Kompol Murodih, mengonfirmasi bahwa penangkapan tak memakan waktu lama karena pelaku tak sempat melarikan diri. Setelah diamankan, penjaga dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut, sementara warkop sementara ditutup untuk olah tempat kejadian perkara. Waktu dini hari dipilih untuk minimalkan risiko konfrontasi, mengingat lokasi dekat pemukiman padat. Hingga siang hari, polisi masih menyisir jejak transaksi via ponsel yang disita, berharap ungkap jaringan lebih besar.
Siapakah yang Mengoperasikan Penjualan Sabu Tersebut
Pelaku utama adalah seorang penjaga warkop berinisial AA, pria berusia sekitar 30-an tahun yang bertanggung jawab atas operasional harian tempat itu. AA diduga mengelola penjualan sabu secara mandiri, memanfaatkan posisinya untuk menyembunyikan barang di antara stok kopi dan makanan ringan. Dari pengakuan awal, ia menerima pasokan dari pemasok tak dikenal yang datang secara berkala, dan menjualnya ke pelanggan tetap dengan harga murah per butir. Polisi menduga AA bukan bandar besar, tapi perantara yang bergantung pada keramaian warkop untuk tutupi transaksi—seperti saat pelanggan memesan kopi, ia sekaligus tawarkan “bonus” obat. Di toko kosmetik yang dirazia bersamaan, pelaku lain berinisial BB, pemilik toko, juga ditangkap dengan modus serupa: menyembunyikan sabu di antara rak produk kecantikan. Keduanya diduga terhubung lewat jaringan kecil di Jaksel, mungkin melibatkan kurir motor. AA mengaku terlibat sejak tiga bulan lalu demi tambah penghasilan, mengingat gaji penjaga warkop pas-pasan. Polisi kini selidiki apakah ada pemilik warkop yang tahu, meski bukti awal tunjuk AA bertindak sendiri. Penangkapan ini jadi pelajaran bahwa siapa pun, dari penjaga warung hingga pemilik toko, bisa tergiur dunia gelap ini.
Mengapa Sabu Sangat Berbahaya Untuk Kesehatan Tubuh
Sabu-sabu, atau metamfetamin, adalah obat psikotropika golongan G yang sangat adiktif dan merusak tubuh secara menyeluruh. Penggunaan jangka pendek saja bisa picu euforia sementara, tapi diikuti crash hebat: jantung berdegup kencang, tekanan darah melonjak, hingga risiko serangan jantung atau stroke mendadak. Otak terganggu parah karena sabu merangsang pelepasan dopamin berlebih, menyebabkan paranoia, halusinasi, dan perilaku agresif yang berujung kekerasan. Jangka panjang, gigi rusak parah—dikenal sebagai “meth mouth”—karena mulut kering kronis dan pola makan buruk, ditambah penurunan berat badan drastis hingga tulang rapuh. Sistem saraf rusak permanen, tingkatkan risiko Parkinson atau depresi berat, sementara infeksi menular seperti HIV naik karena pengguna sering berbagi jarum. Di Indonesia, BNN catat ribuan kasus overdosis sabu tiap tahun, dengan efek adiksi yang sulit diatasi karena toleransi cepat terbentuk—pengguna butuh dosis lebih besar untuk efek sama. Bagi remaja, yang sering jadi target, sabu hambat perkembangan otak, sebabkan masalah belajar seumur hidup. Singkatnya, sabu bukan sekadar “penambah semangat”; ia racun lambat yang hancurkan fisik dan mental, tinggalkan keluarga dalam duka.
Kesimpulan: Warkop Jaksel Ini Tertangkap Menjual Sabu
Penggerebekan warkop di Jagakarsa ini ungkap sisi gelap Jakarta Selatan, di mana tempat nongkrong santai jadi sarang narkoba murah seperti sabu. Dengan penangkapan AA pada dini hari 25 September, polisi tak hanya amankan barang bukti, tapi juga sinyal peringatan bagi jaringan serupa. Sabu yang berbahaya bagi kesehatan—dari jantung hingga otak—harus diberantas mati-matian, ingatkan masyarakat untuk laporkan hal mencurigakan. Kasus ini dorong kolaborasi polisi dan warga, supaya Jaksel tetap aman. Ke depan, razia intensif diharap cegah modus baru, biar warung kopi kembali jadi tempat nikmati secangkir hitam tanpa bayang gelap.