Jerman Bingung Untuk Mengakui Negara Palestina

jerman-bingung-untuk-mengakui-negara-palestina

Jerman Bingung Untuk Mengakui Negara Palestina. Jerman mendapati dirinya di persimpangan jalan terkait pengakuan Negara Palestina, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mendukung solusi dua negara. Sementara Prancis, Inggris, dan Kanada berencana mengakui Palestina di Sidang Umum PBB pada September 2025, Jerman masih ragu-ragu. Pernyataan kontradiktif dari pejabat tinggi, seperti Kanselir Friedrich Merz dan Menteri Luar Negeri Johann Wadephul, mencerminkan kebimbangan Berlin. Dengan krisis kemanusiaan di Gaza yang memburuk, sikap Jerman menjadi sorotan, terutama setelah pernyataan Wadephul pada 31 Juli 2025 yang mendesak dimulainya proses pengakuan, bertolak belakang dengan pernyataan Merz bahwa langkah ini belum tepat. BERITA LAINNYA

Kenapa Jerman Bingung Untuk Mengakui Palestina?
Kebimbangan Jerman berakar pada tanggung jawab historis atas Holocaust, yang membuat Berlin menjadikan keamanan Israel sebagai prioritas utama, dikenal sebagai Staatsräson. Jerman khawatir pengakuan sepihak terhadap Palestina bisa dianggap memihak dan melemahkan negosiasi langsung antara Israel dan Otoritas Palestina. Pada 25 Juli 2025, juru bicara pemerintah menegaskan fokus Jerman adalah kemajuan solusi dua negara melalui dialog, bukan pengakuan langsung. Namun, pernyataan Wadephul bahwa proses pengakuan “harus dimulai sekarang” menunjukkan tekanan dari dalam dan luar, terutama setelah aksi brutal Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 60.000 orang sejak Oktober 2023. Ketegangan ini diperumit oleh fakta bahwa Hamas, yang menguasai Gaza, dianggap organisasi teroris oleh Jerman, membuat pengakuan Palestina tanpa kesepakatan damai menjadi rumit.

Apakah ini Artinya Jerman Akan Bingung Untuk Membantu Palestina Juga?
Kebimbangan Jerman soal pengakuan tidak berarti mereka menghambat bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Berlin tetap aktif mengirimkan bantuan ke Gaza, dengan kontribusi senilai 150 juta euro pada 2024 untuk makanan, air, dan obat-obatan melalui PBB. Namun, sikap hati-hati Jerman dalam isu politik membuat bantuan ini lebih berfokus pada aspek kemanusiaan daripada dukungan politik eksplisit. Wadephul memperingatkan Israel agar tidak bertindak sepihak, seperti ancaman aneksasi Gaza, menunjukkan bahwa Jerman siap merespons jika situasi memburuk. Meski begitu, Jerman menghadapi kritik karena dianggap kurang tegas dibandingkan Prancis atau Inggris, yang secara terbuka mendukung pengakuan Palestina untuk menekan Israel menghentikan kekerasan di Gaza.

Tanggapan Masyarakat Jerman Tentang Hal Ini
Masyarakat Jerman terbelah atas isu ini. Survei YouGov pada Juni 2024 menunjukkan 40% dari 2.295 responden mendukung pengakuan Palestina, terutama karena krisis kemanusiaan di Gaza, sementara 27% menentang dan 33% ragu-ragu. Demonstrasi pro-Palestina di Berlin dan Munich, yang dihadiri ribuan orang sepanjang 2024, mencerminkan simpati terhadap warga Gaza, terutama setelah laporan kelaparan massal. Namun, sentimen pro-Israel tetap kuat di kalangan konservatif dan media, dipengaruhi oleh rasa bersalah historis atas Holocaust. Banyak warga muda Jerman, terutama dari komunitas imigran, menyerukan sikap lebih kritis terhadap Israel, sementara kelompok sayap kanan menentang keras pengakuan Palestina, menyebutnya sebagai dukungan terselubung untuk Hamas.

Kesimpulan: Jerman Bingung Untuk Mengakui Negara Palestina
Kebimbangan Jerman untuk mengakui Negara Palestina mencerminkan dilema antara tanggung jawab historis terhadap Israel dan tekanan global untuk mendukung solusi dua negara. Meski aktif memberikan bantuan kemanusiaan, Berlin masih menghindari langkah politik besar seperti yang diambil Prancis dan Inggris. Dukungan masyarakat yang terpecah menambah kompleksitas, tetapi tekanan internasional dan krisis di Gaza mungkin mendorong Jerman untuk mengambil sikap lebih jelas. Jika Berlin akhirnya mendukung pengakuan Palestina, ini bisa menjadi titik balik dalam kebijakan luar negerinya, menyeimbangkan antara sejarah dan realitas kemanusiaan saat ini.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *