Banyak Negara Barat Mengakui Negara Palestina

banyak-negara-barat-mengakui-negara-palestina

Banyak Negara Barat Mengakui Negara Palestina. Gelombang pengakuan negara Palestina mencapai puncaknya di akhir September 2025, saat Sidang Umum PBB di New York menjadi panggung bagi negara-negara Barat untuk menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara. Pada 21 September, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal secara resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, diikuti Prancis, Belgia, Luksemburg, dan Malta pada 22 September. Ini menandai pergeseran besar dari negara-negara yang selama ini jadi sekutu dekat Israel, didorong oleh frustrasi atas perang Gaza yang sudah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina sejak Oktober 2023. Total pengakui kini mencapai 157 dari 193 anggota PBB, atau 81 persen, meninggalkan AS, Jerman, Italia, Jepang, dan Korea Selatan sebagai pengecualian utama. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambutnya sebagai langkah menuju “keamanan dan kedamaian berdampingan”, sementara PM Israel Benjamin Netanyahu menyebutnya “hadiah untuk terorisme”. Langkah ini bukan hanya simbolis, tapi juga sinyal diplomatik yang bisa tekan negosiasi, meski perang Gaza terus berlanjut dengan serangan Israel yang tak kunjung reda. BERITA BASKET

Negara Apa Saja yang Mengakui Palestina: Banyak Negara Barat Mengakui Negara Palestina

Pengakuan Palestina di 2025 didominasi negara-negara Barat, melanjutkan tren dari 2024 ketika Irlandia, Norwegia, dan Spanyol memimpin Eropa. Pada April 2025, Slovenia, Armenia, Meksiko, plus negara Karibia seperti Bahama, Trinidad dan Tobago, Jamaika, serta Barbados bergabung, membawa total baru ke 11 negara. Puncaknya di September: pada 21 September, Inggris di bawah PM Keir Starmer, Kanada di bawah PM Mark Carney, Australia di bawah PM Anthony Albanese, dan Portugal mengumumkan pengakuan simultan, menekankan aspirasi Palestina untuk negara sendiri tanpa memberi legitimasi pada Hamas. Mereka bergabung dengan 147 negara pengakui sebelumnya, mayoritas dari Global South seperti Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Pada 22 September, di tengah konferensi multilateral PBB yang digagas Prancis dan Arab Saudi, Prancis secara resmi mengakui Palestina, diikuti Luksemburg, Malta, dan Belgia—semua dengan syarat pelepasan sandera dan reformasi Otoritas Palestina. Andorra juga menyusul, meski lebih simbolis. Negara-negara ini, termasuk anggota G7 dan Dewan Keamanan PBB seperti Inggris dan Prancis, menjadikan pengakuan ini landmark: kini 14 dari 19 anggota G20 mengakui Palestina. Pengakuan memungkinkan Palestina masuk perjanjian bilateral, tunjuk duta besar penuh, dan perkuat posisi di ICC untuk tuntut akuntabilitas atas pendudukan. Namun, AS tetap blokir keanggotaan penuh PBB, dengan Presiden Donald Trump sebut langkah ini “prematur” dan berisiko picu eskalasi.

Apakah Dukungan Tersebut Dapat Membantu Berhentikan Perang

Dukungan ini berpotensi bantu hentikan perang dengan tekanan diplomatik dan isolasi Israel, tapi efeknya terbatas tanpa aksi konkret. Pengakuan oleh sekutu Barat seperti Inggris dan Prancis—anggota tetap Dewan Keamanan—bisa dorong resolusi PBB untuk gencatan senjata, seperti yang gagal diveto AS enam kali sebelumnya. Analis bilang, ini perkuat posisi Palestina di negosiasi, memaksa reformasi Otoritas Palestina dan tekan Hamas lepas sandera, sambil isolasi Netanyahu yang tolak solusi dua negara. Di Gaza, warga sipil yang kelaparan dan mengungsi sambut harap, karena pengakuan tingkatkan bantuan internasional dan tuntut akhir blokade.

Namun, skeptis seperti Husam Zomlot dari Misi Palestina ke Inggris sebut ini “harapan tapi bukan masa depan”, karena AS tetap dukung Israel dengan senjata senilai miliaran. Konferensi PBB Juli-Agustus 2025 dorong reformasi, tapi perang Gaza lanjut dengan 232 kematian sipil Juni saja. Dukungan ini bisa picu sanksi senjata dua arah—larang jual ke Israel dan beli dari Israel—seperti usul Amnesty, tapi butuh kesepakatan Eropa. Secara keseluruhan, ini langkah maju simbolis yang bisa percepat dialog Qatar-Mesir, tapi hentikan perang butuh tekanan ekonomi nyata, bukan cuma kata-kata.

Apakah Israel Akan Berhenti Menyerang Palestina Usai Banyaknya Dukungan Palestina

Israel kemungkinan tak langsung berhenti serang Palestina, bahkan mungkin eskalasi sebagai respons, meski pengakuan Barat tingkatkan isolasi. Netanyahu sebut pengakuan “kesalahan besar” yang “beri hadiah pada Hamas” pasca-serangan 7 Oktober, dan ancam aneksasi West Bank serta langkah bilateral seperti larang visa diplomat Eropa. Pada 19 September, Israel lanjut operasi “Gideon’s Chariots II” di Gaza City, tolak proposal gencatan senjata kecuali Hamas hancur total dan sandera dilepas. Menteri Pertahanan Yoav Katz sebut akan pertahankan “zona keamanan” permanen di Gaza, abaikan desakan Trump untuk hentikan perang “sekarang”.

Meski begitu, tekanan Barat bisa paksa jeda: Prancis dan Inggris dorong embargo senjata, sementara Kanada dan Australia ancam kurangi bantuan militer. Namun, dukungan AS—$119 miliar sejak 2022—jaga Israel tegar, dengan Trump kritik pengakui sebagai “counterproductive”. Analis bilang, tanpa veto AS di PBB atau sanksi UE, serangan lanjut hingga akhir 2025, terutama jelang pemilu Israel. Pengakuan ini simbolis, tapi bisa tekan Netanyahu via opini publik domestik, di mana protes anti-perang naik.

Kesimpulan: Banyak Negara Barat Mengakui Negara Palestina

Pengakuan Palestina oleh negara Barat seperti Inggris, Prancis, Kanada, dan lainnya pada September 2025 jadi tonggak diplomasi yang lama ditunggu, tingkatkan legitimasi Palestina di panggung global dan tekan solusi dua negara. Dengan 157 pengakui, ini isolasi Israel tapi tak langsung hentikan perang Gaza yang tragis. Dukungan ini beri harapan reformasi dan gencatan, tapi butuh aksi seperti sanksi dan embargo untuk efek nyata. Saat PBB lanjut diskusi, Palestina harap momentum ini ubah realitas lapangan, bukan cuma peta dunia. Pada akhirnya, pengakuan ini ingatkan: perdamaian tak datang dari pengakuan saja, tapi komitmen kolektif untuk hentikan siklus kekerasan dan bangun masa depan berdampingan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *