Menlu Saudi Ajak Dunia Akui Palestina. Riyadh, 23 September 2025 – Suasana di Sidang Umum PBB ke-80 makin panas setelah Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud ajak seluruh dunia akui negara Palestina sebagai langkah konkret menuju perdamaian abadi. Pidato Faisal di konferensi dua negara yang diketuai Saudi-Prancis pada 22 September kemarin langsung dapat tepuk tangan meriah dari delegasi 145 negara pengakui Palestina, termasuk yang baru seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal. “Pengakuan Palestina bukan hadiah untuk kekerasan, tapi hak dasar untuk hentikan siklus darah,” tegas Faisal, sambil sebut solusi dua negara satu-satunya jalan keluar dari konflik Gaza yang sudah bunuh 41 ribu jiwa sejak Oktober 2023. Langkah ini ikut dorong Prancis, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Monaco akui Palestina, bikin total pengakui capai 156 negara. Di tengah kritik Israel yang sebut itu “legitimasi Hamas”, ajakan Faisal jadi momentum baru—Saudi, sebagai pemimpin Arab, tunjukkan diplomasi tegas tanpa kompromi. BERITA BOLA
Apa Itu Menlu: Menlu Saudi Ajak Dunia Akui Palestina
Menlu adalah singkatan dari Menteri Luar Negeri, pejabat tinggi yang tangani hubungan diplomatik, negosiasi internasional, dan kebijakan luar negeri suatu negara. Di Arab Saudi, Menlu adalah Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, yang jabat sejak 2019 di bawah Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sebagai diplomat karir, Faisal lulusan Oxford dan pernah jadi duta besar Saudi untuk Jerman, fokus pada isu Timur Tengah seperti konflik Yaman dan normalisasi Abraham Accords. Di PBB, Menlu seperti Faisal wakili negara di sidang, tanda tangan perjanjian, dan dorong resolusi global. Pidatonya kemarin wakili visi Saudi: dukung Palestina tanpa putus hubungan Israel, sambil tekan gencatan senjata Gaza. Peran Menlu krusial di era konflik, di mana satu pidato bisa ubah aliansi—seperti Faisal yang ajak 193 negara PBB akui Palestina untuk “damai abadi”.
Siapa Itu Menlu Arab
Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud lahir di Riyadh pada 1972, dari keluarga kerajaan cabang Al Saud yang punya pengaruh kuat di diplomasi. Lulusan King’s College London dengan gelar hubungan internasional, Faisal mulai karir di Kementerian Luar Negeri 1995 sebagai analis Timur Tengah. Ia naik jabat duta besar untuk Belgia (2013-2017), kemudian Jerman (2017-2019), di mana ia bangun jembatan Saudi-Eropa soal energi dan hak asasi. Sebagai Menlu sejak Desember 2019, Faisal wakili visi MBS: reformasi Vision 2030 sambil jaga stabilitas regional. Ia pimpin negosiasi JCPOA Iran 2021 dan koordinasi Arab soal Gaza, termasuk bantuan $500 juta ke UNRWA sejak 2023.
Faisal dikenal diplomatis tapi tegas—pidato PBB kemarin sebut Israel “ancam kedaulatan Arab” dengan serangan Lebanon, tapi ajak dialog dua negara. Ia wakili Saudi di G20 dan OIC, dorong normalisasi Israel-Palestina via Abraham Accords 2020. Di usia 53, Faisal jadi suara Saudi modern: pro-Palestina tapi pro-bisnis, dengan keluarga yang dukung filantropi global.
Mengapa Dia Ajak Dunia Untuk Mendukung Palestina
Faisal ajak dunia dukung Palestina karena lihat pengakuan negara itu satu-satunya cara hentikan “siklus kekerasan” di Gaza dan Tepi Barat, di mana korban sipil capai 41 ribu sejak Oktober 2023. Di konferensi PBB 22 September, ia sebut “pengakuan global Palestina koreksi historis” untuk isolasi Israel yang bangun 20 ribu pemukiman ilegal 2024-2025, langgar resolusi PBB. Alasan kemanusiaan: Gaza jadi “kuburan terbuka” dengan 2 juta pengungsi dan kelaparan, Saudi sudah beri $300 juta via World Bank untuk rekonstruksi.
Strategis, Faisal khawatir eskalasi Gaza libatkan Hizbullah dan Iran, ancam stabilitas Teluk—Saudi tolak aneksasi Tepi Barat sebagai “ancaman perdamaian”. Ia wakili Crown Prince MBS yang kondisikan normalisasi Israel dengan pengakuan Palestina, seperti Abraham Accords 2020. Pidato Faisal tuntut hentikan “agresi Israel di Gaza dan Tepi Barat”, sambil ajak negara Barat ikut pengakuan seperti Prancis Juli 2025. Secara keseluruhan, ajakan ini campur moral—lindungi sipil—dan pragmatis—jaga solusi dua negara sebelum hilang.
Kesimpulan: Menlu Saudi Ajak Dunia Akui Palestina
Ajakan Pangeran Faisal bin Farhan untuk dunia akui Palestina jadi panggilan kuat untuk damai, dari konferensi PBB September hingga tuntut hentikan kekerasan Gaza. Sebagai Menlu Saudi yang diplomatis, Faisal wakili visi MBS: dukung Palestina tanpa putus hubungan Israel, tapi tekan gencatan senjata nyata. Dengan 156 pengakui, momentum ada, tapi butuh aksi—Israel tolak, AS veto. Di akhir, ini pengingat konflik butuh tekanan global; Faisal’s voice bisa katalisator, tapi damai tergantung komitmen semua pihak.